Minggu, 25 Mei 2014

pemikiran politik ali syari'ati dan sejarah hidupnya
Memahami sosok dan pemikiran Ali Syari'ati adalah memahami sosok seorang perenung yang resah, spiritualis yang humanis, muslim (Syiah) yang taat,  intelektual organik, dan orator yang propagandis dan puitis. Karena itulah, Memahami pikiran seorang Ali Syari'ati tidaklah mudah, melihat kompleksitas diri dan pikirannya. Ali Syari'ati tahu dan sadar betul bahwa ia hidup di tengah-tengah masyarakat muslim (khususnya bangsa Iran) yang sedang berada dalam suasana penindasan, kesaliman, keterbelakangan, kebodohan, apatisme. Di sisi lain, Ali Syari'ati diperhadapkan pada fenomena kaum intelektual dan ulama yang diam, intelektual yang hanya sibuk berasyik-ma'syuk dengan keilmuan tapi tak mampu menjadi intelektual yang membawa pencerahan, atau ulama yang hanya sibuk dengan pengajaran dogama keagamaan dan abai terhadap spirit pemebbasan dari agama (Islam). Bahkan yang lebih miris lagi, sebagain intelektual dan ulama tersebut makin melegitimasi kelanggengan kezaliman dan penindasan. Pada situasi seperti inilah, Ali Syari'ati hidup dan merenungkan kehidupannya.
Salah satu tema sentral dalam ideologi politik keagamaan Syari’ati adalah agama – dalam hal ini, Islam – dapat dan harus difungsionalisasikan sebagai kekuatan revolusioner untuk membebaskan rakyat yang tertindas, baik secara kultural mapun politik. Lebih tegas lagi, Islam dalam bentuk murninya – yang belum dikuasai kekuatan konservatif – merupakan ideologi revolusioner ke arah pembebasan Dunia Ketiga dari penjajahan politik, ekonomi dan kultural Barat. Ia merupakan problem akut yang dimunculkan kolonialisme dan neo-kolonialisme yang mengalienasikan rakyat dari akar-akar tradisi mereka
Ia mendapatkan gelar kesarjanaannya dari Universitas Mashhad, kemudian ia melanjutkan studi pasca-sarjananya di Universitas sorbone Paris. Di sana ia memperoleh gelar doktor dalam filsafat dan sosiologi pada 1964. Lalu ia kembali ke Iran dan langsung ditangkap dan dipenjarakan oleh penguasa Kekaisaran Iran yang menuduhnya terlibat dalam kegiatan-kegiatan subversif politik ketika masih di Perancis. Ia akhirnya dilepaskan pada 1965, lalu mulai mengajar di Universitas Mashhad. Kuliah-kuliahnya jadi populer di antara mahasiswa dari semua kelas sosial, dan hal ini kembali mengundang tindakan oleh penguasa Kekaisaran yang memaksa Universitas untuk melarangnya mengajar.
Syari'ati lalu pergi ke Tehran dan mulai mengajar di Institut Hosseiniye Ershad. Kuliah-kuliahnya kembali sangat populer di antara mahasiswa-mahasiswanya dan akibatnya berita menyebar dari mulut ke mulut hingga ke semua sektor ekonomi masyarakat, termasuk kelas menengah dan atas yang mulai tertarik akan ajaran-ajarannya. Ali syari'ati sangat berpengaruh dalam revolusi Islam Iran, beliau lah yang membawa negara Iran menjadi Negara Republik Islam Iran, syari'ati menyampaikan